Akhirnya jarum jam menunjukan angka 23:00…dan aku masih di sini…di depan netbook biru ini…mengenang kembali pengalamanku sepanjang hari ini….
Dari pagi hari sampai malam ini…banyak pengalaman berharga yang menjadi pembelajaranku sebagai manusia biasa yang menginginkan kebaikan untuk sesamanya. Berawal ketika pagi tadi menyaksikan seorang pemudi tidak sadarkan diri di sebuah tempat parkiran salah satu tempat wisata di puncak setelah di ‘pake’ bergantian oleh 2 orang pemuda berusia sekitar 20 tahun-an. Menurut pemilik warung tempat aku sarapan sepiring nasi uduk seharga 24rb (
)…sudah sejak jam 05 subuh, ketiga muda/i itu menuju kawasan liar belakang parkiran tersebut. Hal seperti itu sudah sering terjadi dan biasanya si perempuan berakhir dengan tidak sadarkan diri karena mabuk sebelum melakukan maksiat di pagi hari. Penasaran dengan cerita pemilik warung, aku coba mengajak beberapa petugas parkir dan pengunjung mengobrol dan mereka membenarkannya. Ketika mengitari sekitar tempat kedua pemuda yang menunggui perempuan muda itu sadar, aku mengamati perawakan mereka yang masih muda belia…sedih sekali
Sepanjang perjalanan kami menuju sebuah tempat retreat nasrani, aku melihat banyak sekali orang asing dari negri Arab di setiap sudut jalan yang kami lalui. aku pun bertanya dalam kebingungan…untuk apa mereka ada di negri ini? Bertamasya atau mengambil istri kontrak seperti cerita salah satu teman bahwa di daerah itu, ada sebuah kawasan penuh dengan perempuan yang dikontrak sebagai istri oleh para orang asing itu.
Penasaran dengan pemandangan yang aku saksikan sepanjang perjalanan menuju lokasi retreat, aku dan driver yang mengantarku sepakat menyusuri jalanan perlahan ketika kami pulang. Di sepanjang 4 km jalanan yang sepi dan tak tersentuh oleh sebuah angkutan umum pun, aku menyaksikan banyak pasangan muda bahkan yang masih mengenakan seragam sekolah, parkir di sudut-sudut jalan dan memadu cinta….mereka anak-anak negri ini…berusia belasan tahun. Beberapa kali aku mengabadikan gambar secara diam-diam…
Ketika kami membelokan mobil ke salah satu area wisata di Puncak, puluhan orang asing itu berseliweran menunggu dan ‘memesan’ anak-anak gadis negri ini…untuk menemani ngobrol hingga menemani mereka di ranjang dengan tarif 200.000 – 500.000/1x ‘main’. Dalam hati aku menangis…menyaksikan realitas yang memilukan…
Beberapa km dari situ, mata kami menangkap tulisan di gapura selamat datang kota itu yang ditulis dalam bahasa Arab…apa-apaan ini? Sontak hati kecilku berontak…ini negri kami Indonesia…mengapa bukan bahasa kami atau bahasa suku-suku di negri ini yang terpampang di sana? Apakah pemerintah mendukung kota ini menjadi kota kedua warga asing itu, yang datang ke negri ini dan perlahan merusak generasi kami? Belum hilang kekesalanku, mataku menangkap segerombolan orang asing itu menaiki sebuah mobil yang penuh dengan ABG negri ini…mau dibawa ke mana mereka? Di mobil itu mereka di sentuh dan di ‘pegang-pegang’…aku kecewa…belum lagi menyaksikan resto timur tengah yang mulai tumbuh bak jamur di kota itu…nampaknya mereka terfasilitasi dengan baik di sana.
Apa yang bisa diharapkan dari negri yang sedang kehilangan generasi nya? Bangsa ini nyaris tak punya muka…’murahan’ dan tak peduli dengan generasi yang seakan tak punya pilihan dalam himpitan kemiskinan…sementara para penguasa negri ini tetap berlalu dengan mobil mewahnya…syukur-syukur masih melihat, mungkin mereka menutup mata atau bahkan mereka memang tak punya mata hati lagi…
Malam ini aku menjerit…please…selamatkanlah generasi ini…karena hanya itulah cara kita menyelamatkan bangsa ini…
No comments:
Post a Comment