Friday, November 7, 2014

My Hero

Menikah dan merindukan kehadiran seorang anak rupanya menjadi kerinduan mayoritas pasangan di dunia ini…termasuk kami. Namun setelah semua cara kami coba, 2 tahun berlalu tanpa tangis bayi di rumah kami. Tiap malam berdua saja :)sampai suatu saat di bulan Maret, seorang ketua RT menawarkan seorang bocah laki-laki untuk kami asuh. Mimpikah atau inilah tanggung jawab yang Tuhan ingin kami ambil dengan segala resiko nya?
Setelah melewati berbagai diskusi, bocah laki-laki itu hadir juga dalam hari-hari kami bahkan mendoakan seorang adik perempuan dari kandunganku. Saat itu kami berpikir dan sepakat; “kalau Tuhan mau, Dia sanggup memberikan anak dari rahimku tetapi kalaupun tidak, kami tidak akan marah ataupun kecewa” namun Jeyson justru dengan yakin berkata “bulan Agustus, bunda akan hamil anak perempuan” begitu cara dia menanggapi ejekan saudara-saudaranya yang mempertanyakan kok Jeyson gk punya asik?
Namun berkat susulan yang kami nikmati bukanlah kehadiran tangis seorang bayi. Dalam anugerah Tuhan, kami dapat menempati sebuah rumah baru. Kali ini dengan menyicil KPR. Puji Tuhan kami sudah tidak mengontrak lagi :) Kesibukan pindah-pindah rumah sejenak mengalihkan perhatian kami akan kehadiran seorang bayi. Seminggu sudah kami menempati rumah baru dan aku sibuk menata setiap sudut ruamah kami agar terlihat rapi dan asri. Kesibukan itu membuatku lemah…virus flu yang menyerangku sejak 2 inggu lalu tak kunjung pergi, belum lagi setiap ke ‘belakang’ selalu saja ‘encer’…hingga suamiku memaksaku untuk memeriksakan diri ke dokter langganan kami.
Malam itu kami memutuskan untuk berobat, apalagi keesokan harinya suamiku akan dinas keluar kota. Kami sama-sama terkejut ketika dokter tidak memeriksaku seperti biasanya; naik ke tempat tidurnya dan mulai memeriksa bagian tubuh yang sakit. Kali ini baru saja kami duduk dan menjelaskan riwayat penyakit ku, dokter memintaku untuk test pack. Alat itu mirip monster bagiku. Tak seorangpun tau bahwa aku tidak ingin bersahabat dengan monster itu lagi :( selama 2 tahun dan hampir setiap bulan aku berharap ada hasilnya tapi selalu saja negatif. Malam ini aku melakukannya karena dokter yang memintaku.
Dag dig dug…selama 3 menit kami menunggu…tiba-tiba muncul 2 garis merah…kami saling menatap tak percaya. Kami bingung; sejak kapan aku hamil? Apakah malaikat kami baik-baik saja? Dokter segera memeriksa usia kehamilanku dan ternyata sudah berjalan 12 minggu. OMG…selama ini aku tak merasakan perubahan apapun pada diriku…Aku berbisik pada suamiku, “ini bulan Agustus…tepat seperti perkatanaan Jeyson” ya…tidak ada yang kebetulan dalam hidup anak-anak Tuhan dan selalu Dia pakai setiap hal kecil untuk mendatangkan kebaikan bagi yang berharap pada Nya.
Thank you so much my hero “Jeyson Marheins” for your pray to God to present “Gadis Sekar Amadis” for us…together we smile in our journey :)
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpagePDF

No comments:

Post a Comment